
Kemarin sore, 25 September 2025 pukul 16.04 WIB, bumi Banyuwangi berguncang. Gempa berkekuatan magnitudo 5,7 (dimutakhirkan menjadi M5,3) mengguncang wilayah timur laut Banyuwangi, Jawa Timur.
Getarannya terasa hingga Bali dan NTB, memicu kepanikan warga dan kerusakan bangunan di berbagai daerah. Dalam hitungan detik, rumah-rumah retak, masjid kehilangan atap,
dan ribuan orang berhamburan keluar rumah, mencari tempat aman.
Episentrum dan Pemicu Gempa
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episentrum gempa berada di laut, sekitar 40 km timur laut Banyuwangi, pada kedalaman 12 km. Gempa ini tergolong dangkal dan dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum teridentifikasi secara spesifik. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa jenis gempa ini termasuk gempa tektonik dangkal, yang biasanya memiliki potensi kerusakan lebih besar karena kedekatannya dengan permukaan bumi.
Meski cukup kuat dirasakan, BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Dampak dan Sebaran Guncangan
Guncangan gempa dirasakan di berbagai wilayah dengan intensitas berbeda:
- IV MMI: Banyuwangi, Penebel (getaran terasa jelas dalam rumah, benda ringan bergoyang)
- III MMI: Lumajang, Kuta, Denpasar, Buleleng (getaran seperti truk melintas)
- II–III MMI: Jember, Bondowoso
- II MMI: Pasuruan, Surabaya, Situbondo, Kuta Selatan, Pamekasan, Mataram, Lombok Barat
BMKG mencatat 24 gempa susulan hingga dini hari, dengan magnitudo terbesar M3,6 dan terkecil M1,8.
Kerusakan dan Korban
Berdasarkan data BNPB hingga Jumat pagi, berikut rincian kerusakan:
- Banyuwangi: 3 rumah rusak berat, 2 rusak sedang, 4 rusak ringan, 1 masjid rusak
- Situbondo: 21 rumah rusak berat, 11 rusak sedang, 16 rusak ringan, 1 masjid rusak
- Bondowoso: 2 rumah rusak berat, 1 rusak sedang
- Jember: 1 rumah rusak berat, 1 warga luka ringan
- Jembrana (Bali): 1 rumah dan 1 puskesmas rusak ringan
Hingga artikel ini ditulis, belum ada laporan korban jiwa. Namun trauma psikologis dan ketakutan warga sangat nyata. Banyak yang memilih tidur di luar rumah, khawatir akan gempa susulan.
Gempa Banyuwangi menjadi pengingat bahwa rumah bukan sekadar tempat tinggal, tapi benteng perlindungan. Di tengah ketidakpastian alam, struktur bangunan dan lokasi menjadi faktor krusial.
Rumah yang dibangun tanpa standar tahan gempa bisa berubah dari tempat aman menjadi sumber bahaya.
Rumah Ningrat: Tempat Pulang yang Tak Terguncang
Di tengah keresahan ini, Rumah Ningrat hadir sebagai solusi nyata.
🏡 Dibangun dengan standar tahan gempa
📍 Berlokasi di zona aman, jauh dari patahan aktif
📑 Legalitas lengkap, siap huni
💸 Promo DP ringan dan cicilan fleksibel
Rumah Ningrat bukan hanya menjual properti ia menawarkan ketenangan. Di saat tanah berguncang dan langit tak memberi aba-aba, Rumah Ningrat tetap berdiri, menjadi simbol harapan dan stabilitas.
Gempa Banyuwangi adalah peristiwa alam yang tak bisa dicegah, tapi dampaknya bisa diminimalkan. Dengan perencanaan yang matang, konstruksi yang kuat, dan lokasi yang tepat, rumah bisa menjadi tempat paling aman di dunia. Rumah Ningrat mengajak masyarakat untuk tidak hanya membeli rumah, tapi membangun masa depan. Karena saat bumi berguncang, harapan harus tetap berdiri.
Yuk Pilih Rumah Ningrat Untuk Hidup Lebih Baik!!