
Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali memanas sejak 24 Juli 2025, dipicu oleh sengketa perbatasan dan perebutan situs bersejarah seperti Candi Preah Vihear. Bentrokan terjadi di 12 titik sepanjang perbatasan, menewaskan lebih dari 30 orang dan menyebabkan lebih dari 200.000 warga mengungsi. Kedua negara saling menuduh sebagai pemicu serangan, dengan penggunaan artileri berat dan ranjau darat yang memperburuk situasi. Meski Mahkamah Internasional telah menetapkan kepemilikan candi kepada Kamboja sejak 1962, ketegangan tetap berlanjut hingga kini.
Upaya diplomatik mulai digagas oleh Malaysia sebagai Ketua ASEAN, dengan dukungan dari Amerika Serikat dan Indonesia. Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai dijadwalkan bertemu di Kuala Lumpur untuk membahas gencatan senjata. Namun, hingga akhir Juli, kontak senjata masih terjadi di wilayah perbatasan, menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian jika tidak didukung oleh komitmen kuat dari kedua belah pihak. Konflik ini juga berdampak pada ekonomi regional, termasuk potensi gangguan rantai pasok dan migrasi warga sipil.
Di tengah ketidakpastian global seperti konflik Thailand–Kamboja, kebutuhan akan hunian yang aman, stabil, dan terjangkau menjadi semakin relevan. Di Indonesia, Rumah Ningrat hadir sebagai jawaban bagi keluarga yang mendambakan ketenangan hidup tanpa beban finansial berlebihan. Dengan hanya membayar uang tanda jadi sebesar Rp100.000, calon penghuni sudah bisa memilih blok rumah impian dan langsung masuk ke proses KPR jika lolos BI Checking. Tak hanya itu, Rumah Ningrat juga memberikan free pagar senilai Rp10 juta, garansi bangunan senilai Rp20 juta, serta diskon biaya hingga 50% (maksimal Rp6 juta). Semua keunggulan ini didukung oleh legalitas lengkap dan lokasi strategis dekat fasilitas umum. Di Rumah Ningrat, bukan hanya hunian yang dibangun—tapi juga masa depan yang layak dan penuh harapan.
Yuk Pilih Rumah Ningrat Untuk Hidup Lebih Baik!!