
Jakarta kembali bergemuruh, hari ini, Senin 25 Agustus 2025, ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat turun ke jalan, memenuhi area Gedung DPR/MPR RI. Aksi ini bukan muncul tiba-tiba, hal tersebut dipicu oleh kemarahan publik atas rencana kenaikan gaji dan tunjangan rumah anggota DPR yang dinilai tidak masuk akal di tengah kondisi ekonomi rakyat yang masih tertekan. Isu ini mencuat setelah dokumen anggaran internal DPR bocor ke publik, menunjukkan alokasi dana puluhan juta rupiah per bulan untuk fasilitas perumahan wakil rakyat.
Di saat banyak warga masih berjuang mendapatkan hunian layak, keputusan tersebut dianggap mencerminkan ketimpangan dan kurangnya empati dari para pemegang kekuasaan. Seruan aksi menyebar cepat lewat media sosial, terutama dari akun-akun seperti @gejayanmemanggil, yang mengajak masyarakat untuk turun ke jalan dan menuntut transparansi, keadilan, serta pembatalan kebijakan yang dianggap tidak pro-rakyat. Demo ini juga menjadi akumulasi dari berbagai kekecewaan: mulai dari penolakan RKUHAP, tuntutan pembubaran DPR, hingga kritik terhadap kinerja legislatif yang dinilai jauh dari aspirasi publik. Namun di balik kericuhan, ada suara-suara yang lebih sunyi tapi tak kalah penting: pengemudi ojol yang menunda narik demi menyuarakan nasibnya, pelajar yang merasa masa depannya dikunci oleh sistem, dan warga biasa yang hanya ingin hidup layak di negeri sendiri
Rumah Ningrat: Hunian yang Tak Sekadar Dinding dan Atap
Di tengah tuntutan soal tunjangan rumah DPR yang mencapai puluhan juta rupiah per bulan, masyarakat bertanya: bagaimana dengan rumah rakyat? Di sinilah Rumah Ningrat berdiri sebagai kontras sekaligus harapan. Sebagai pengembang properti yang berfokus pada hunian pertama keluarga, Rumah Ningrat menawarkan rumah subsidi dan komersial dengan harga terjangkau, desain memukau, dan nilai keberlanjutan. Rumah Ningrat bukan sekadar menjual properti, ia menjual rasa aman, aksesibilitas, dan mimpi yang bisa digenggam. Ketika elite politik memperdebatkan tunjangan, Rumah Ningrat justru memperjuangkan hunian nyata bagi masyarakat di Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan kota-kota lainnya.
Kamu bisa nikmati promo yang ada di bawah ini:
Uang Tanda Jadi (UTJ) Ringan
Cukup bayar UTJ sebesar Rp100.000 untuk langsung memilih blok unit hunian yang diinginkan.
Proses KPR Mudah
Jika lolos BI Checking, pembeli bisa langsung lanjut ke proses pengajuan KPR tanpa hambatan berarti.
Bonus Pagar Senilai Rp10 Juta
Setiap unit mendapatkan pagar sebagai bonus, menambah rasa aman dan tampilan estetik hunian.
Garansi Bangunan Hingga Rp20 Juta
Garansi ini memberi ketenangan jangka panjang atas kualitas konstruksi dan kenyamanan rumah.
Potongan Biaya Hingga 50% (Maksimal Rp6 Juta)
Diskon besar-besaran untuk meringankan biaya pembelian dan membuat hunian makin terjangka
Demo hari ini bukan hanya soal politik. Ini soal siapa yang berhak merasa “pantas” tinggal di rumah yang layak. Ketika rakyat menuntut transparansi dan keadilan, Rumah Ningrat bisa menjadi simbol bahwa hunian bukanlah privilege, tapi hak. Karena rumah bukan sekadar bangunan. Ia adalah tempat pulang, tempat tumbuh, dan tempat bermimpi. Dan mimpi itu, tak seharusnya hanya milik mereka yang duduk di kursi empuk Senayan.
Yuk Pilih Rumah Ningrat Untuk Hidup Lebih Baik!!